Judul : Yin Galema
Penulis : Ian Sancin
Penerbit : Hikmah (Mizan Grup)
(Dokumentasi Tulisan Lama)
LAGI, kekayaan dan keindahan Belitung diangkat dalam sebuah cerita indah setelah sukses Laskar Pelangi. Kali ini dalam bentuk novel sejarah. Pengarangnya, Ian Sancin, menjelaskan sebutan Belitong pada zamannya, saat dipimpin Raja Balok Cakraningrat.
Hal pertama yang mencuri perhatian dari novel ini ialah penuturannya yang mengalir dan tidak berbelit-belit. Ritme di beberapa bagian memang ada yang menurun, tapi tidak mengganggu. Secara keseluruhan cukup terjaga dan mampu menggugah orang untuk membaca sampai habis.
Buat saya, ini merupakan kelebihan jika dibandingkan dengan novel dengan latar zaman kerajaan dan pendekar-pendekar yang sering menggunakan bahasa bertele-tele. Tanpa kehilangan keindahan kata-kata, Ian merangkai latar belakang sejarah dan kemisteriusan yang sering kali melingkupi dunia Timur. Di cerita ini antara lain dikisahkan tentang orang Bunian (bangsa jin)–pun rangkaian kata puitis yang sering kali dia gunakan untuk menggambarkan bagaimana perasaan Yin Galema, tokoh sentral dalam novel ini.
Sebenarnya, Ian Sancin bukan orang baru dalam dunia tulis-menulis. Dia sudah biasa berkarya lewat puisi dan cerpen. Tapi inilah novel pertama yang berhasil dia rampungkan. Merupakan salah satu novel dengan latar belakang sejarah dan budaya yang cukup memikat. Perkara kebenaran dari budaya Belitong yang dia gambarkan menjadi tanggung jawab Ian yang tentunya sudah melakukan riset mendalam.
Putri Tiongkok
Kisah dimulai pada 1630, saat Tiongkok berada di bawah kepemimpinan Kaisar Ching. Saat itu kaisar memerintahkan Panglima Gu Shu pergi dari Tiongkok mencari kayu gaharu. Kepergian Gu shu merupakan hukuman karena telah berselingkuh dengan salah satu selir kaisar.
Perselingkuhan itu menyebabkan selir kaisar dihukum mati, sedangkan Gu Shu–karena jasa-jasanya–dibuang ke luar Tiongkok. Dalam kekacauan, Gu Shu mengatur ‘penculikan’ Yin Galema putri selir dan dirinya yang tidak diketahui sang kaisar.
Singkat cerita, akhirnya Yin Galema ikut berlayar bersama ayahnya hingga tiba di Belitong. Satu tempat yang ada dalam catatan perjalanan yang dibuat pasukan ekspedisi Kubilai Khan di bawah pimpinan Jenderal Kau Hsing dan Shi Pi pada 1293 serta peta bikinan ekspedisi Cheng Ho pada 1413.
Saat mendarat di Belitong, Yin Galema dan ayahnya disambut dengan ramah. Yin yang biasa hidup dalam kungkungan istana merasakan aura berbeda, kegembiraan dan keramahan. Dia pun memilih tinggal, sementara ayahnya terus melakukan perdagangan, melayari pulau-pulau di Nusantara.